Toleransi Antar Umat Beragama

December 20th, 2017

Kelas : LA03 
Nama Dosen : Agnes Sri Poerbasari
Kode Dosen : D3719

Kelompok :

I Made Giri Indratama 2001625162 -Ketua

Stefani Vania 2001546315 -Sekretaris

Anggota :

Alvin Novendra 2001554885

Shidiq Febrianto 2001584401

Nikolaus Gracia Prawiradisastra 2001577711

Shinta Syahara 1801383511

 

Kegiatan Peratama

Tanggal : 26 oktorber 2017
Waktu : 05.30 – selesai
Tempat : Gereja Maria Bunda Karmel
Narasumber : Romo Yudhi 
Kegiatan : Wawancara pertama Tokoh agama Kristen

Tim yang hadir :

I Made Giri Indratama 2001625162 -Ketua

Stefani Vania 2001546315 -Sekretaris

Anggota :

Alvin Novendra 2001554885

Nikolaus Gracia Prawiradisastra 2001577711

Shinta Syahara 1801383511

Tim yang tidak hadir :

Shidiq Febrianto 2001584401 – Tidak bisa hadir dikarenakan sakit parah yang diharuskan kerumah sakit untuk perawatan inap

 


Romo Yudhi mengatakan bahwa Sikap toleransi seluruh Indonesia “secara umum toleransi belum terasa di kota Jakarta, namun di daerah tradisional sudah sangat terasa”. Toleransi didalam kitab suci itu Kristen sendiri , yakni “Cintailah sesame manusia seperti diri sendiri, dalam gereja katolik filsafat dengan teologi berdampingan”. Untuk keberagaman perlu ada rasa :Mensyukuri, mengembangkan, tidak saling memaksakan. keberagaman menjadi pemecah itu dikarenakan dari manusia itu sendiri.

Menurut Romo Yuhdi sudut pandang paham sekularisme ialah melepas agama yang dianut, maka agama itu harus menjadi inspirasi bukan aspirasi. Agama bisa disalahgunakan kalau sudah menyangkut politik. Kaitan sekularisme dengan moral berpijak sendiri-sendiri , gereja harus menjadi terang dan garam bagi dunia.

Romo Yuhdi menggambakan sikap intoleran seperti contohnya membakar rumah ibadat. Itu bukan orang beragama, karena agama mengajarkan toleransi, maka kita harus dapat berdialog supaya tercipta toleransi. Bagi Romo Yuhdi menyelesaikan masalah agama dengan cara berbagi kekayaan rohani masing-masing, berdialog, silahturahmi

Lampiran Absensi

 

Kegiatan Kedua

Tanggal : 4 November 2017
Waktu : 04.00 – selesai
Tempat : Posko Keamanan lingkungan Perum Alinda 2 Blok C5/20 Rt.007/027 Kaliabang Tengah,Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat 17125 ,
Narasumber : Pak Taslim
Kegiatan : Wawancara kedua Tokoh agama Islam

Tim yang hadir :

I Made Giri Indratama 2001625162 -Ketua

Stefani Vania 2001546315 -Sekretaris

Anggota :

Alvin Novendra 2001554885

Nikolaus Gracia Prawiradisastra 2001577711

Shidiq Febrianto 2001584401

Tim yang tidak hadir :

Shinta Syahara 1801383511 -Tidak hadir saat pelaksanaan dikarenakan tugas observasi

 

Menurut pak Taslim kehidupan toleransi keberagaman sudah bagus tapi masih harus diperbaiki, secara konstitusi perbedaan itu dihargai. Hal beragama dijamin dan mengijinkan keyakinan dalam masyarakat sudah toleransi namun masih ada sedikit kasus. Batasan-batasan dalam toleransi harus mengahragai adat setempat dan peraturan yang berlaku. Apabila hal yang tidak perlu diatur tapi sudah berjalan dimasyarakat. Untuk konflik yang terjadi di masa kini konflik terjadi tidak murni karena agama tetapi karena individu itu sendiri dan merembat keagama. Selain itu kelompok politik yang menggunakan agama untuk kepentingan masing-masing kelompok politik tersebut. Konflik terjadi dikarenakan tidak ada toleransi, maka tidak siap menerima keberagamaan. Kalau tidak ada toleransi hidup tidak akan damai. Untuk kasus penutupan rumah ibadah pak Taslim mengatakan bangunan tersebut harus memenuhi syarat atau tidak pembangunan rumah ibadah. Melakukan prosedur yang benar agar bias diterima. Untuk hidup dalam keberagaman di negara memiliki tujuan yang sama dan tidak mempersalahkan perbedaan. Untuk mempersatukan masyarakat Indonesia yang dikenal beragam dengan cara membiarkan orang lain memenuhi hak dan kewajiban tapi agamnya. Orang harus memiliki prinsip toleransi tapi harus tau batas. Harus memberikan kebebasan aktivitas keagamaan masing-masing. Toleransi juga harus benar sesuai prinsip. Dan yang terpenting jangan saling mengganggu. Keterbukaan itu penting dan hanya bias dicapai apabila masyarakat memprahtekan agama dengan baik dan tertib. Indonesia itu beragam dan gampang terjadi gesekan karena orang cenderung membela individunya.

Lampiran Absensi

 

Kegiatan Ketiga

Tanggal : 9 November 2017
Waktu : 10.00 – 11.00
Tempat : Vihara Ekayana Aramal
Narasumber : Romo Yudhi 
Kegiatan : Wawancara pertama Tokoh agama Kristen

Tim yang hadir :

I Made Giri Indratama 2001625162 -Ketua

Stefani Vania 2001546315 -Sekretaris

Anggota :

Alvin Novendra 2001554885

Nikolaus Gracia Prawiradisastra 2001577711

Shinta Syahara 1801383511

Tim yang tidak hadir :

Shidiq Febrianto 2001584401 – Tidak hadir saat pelaksanaan dikarenakan checkup

 

 

Menurut Bhante Nyanagupt kehidupan toleransi Bergama di Indonesia sudah baik, tetapi masih banyak orang yang perlu diperbaiki. Secara dasar negara mengakui adanya perbedaan dan mengalami adanya keberagaman beragama. MK (makamah konstitusi) memperbolehkan para penganut agama asli mencantukan agama di KTP. Kehidupan beragama di Indonesia sudah cukup toleran, tapi masih ada beberapa yang masih belum. Untuk menghargai toleransi harus Menghargai secara adat istiadat, peraturan yang berlaku dalam negara. Inti dalam toleransi = menghargai. Kalau ada semangat dalam diri maka toleransi terwujud. Berbagai peraturan yang mengatur juga merupakan suatu Batasan. Norma – norma dan aturan – aturan hukum di masyarakat. Perselisihan konflik yang ada sekarang terjadi tidak hanya di Indonesia, tetapi di luar juga dan tidak semua terjadi tentang agama. Melainkan individu sendiri yang membuat dan membawa – bawa agama tersebut. Agama merupakan alat paling jitu untuk menggerakan masyarakat. Bhante Nyanagupt mengakatan untuk menimbulkan sikap toleransi yang pertama: Hargai perbedaan, menanamkan value / nilai – nilai kultur dan nilai – nilai kebhinekaan yang ada. Ia menyebutkan Kebinekaan: unsur satu – kesatuan untuk mengikat Indonesia itu sendiri. Yang kedua ialah Nilai – nilai yang ada dalam keluarga. Bhante Nyanagupt juga berkata dalam agama Buddha hubungan manusia ialah semua makhluk memiliki kapasitas yang sama, manusia, binatang, dll. Nilai agama spiritualnya pun sama. Yang membuat berbeda adalah nilai perbuatan manusia, yang disebut karma. Jangan berfikir semua orang harus sama dengan kita, karena semua orang itu berbeda. Kasih universal, semua umat buddha harus memiliki kasih yang unik kepada setiap / semua makhluk yang ada di bumi. Awidya: semua orang berputar dalam lingkaran yang sama, yang disebabkan oleh kekotoran hati manusia. Manusia harus saling mengasihi, mulai menghargai perbedaan yang ada.

Lampiran Absensi

KESIMPULAN DARI HASIL KEGIATAN

Kesimpulan hasil wawancara ini adalah sebagaimana seseorang yang tinggal bersama orang lain di masyarakat yang berbeda beda agama harus saling toleransi, menghormati dan juga membantu sesama. Dengan melakukan hal tersebut kerukunan dan juga permasalahan konflik bisa dihindari. Kita sebagai warga NKRI dapat terus bertahan dan dapat mendorong semangat inbi terus menerus. Dan mendorong semangat hidup keberagaman semakin kuat. Dan toleransi salah satu kewajiban mutlak dalam kehidupan sosial apalagi di NKRI. Toleransi sangat berkaitan dengan hidup sosial karena bisa memberikan batasan-batasan kepada manusia agar tidak berbuat seenaknya dimana dan kapapun. Walaupun setiap orang memiliki haknya tersendiri. Dengan toleransi manusia bisa dipandang sebagai makhluk yang sopan, bisa dipercaya dan tau tata karma. Konflik sosial yang terjadi saat ini bukan disebabkan oleh agama tetapi orang yang menggunakan agama sebagai senjata jitu untuk mementingkan keperluannya sendiri.

Kesimpulan setiap anggota:

  • I Made Giri Indratama

Menerut kesimpulan saya toleransi adalah jalan menuju perdamaiyan yang harus dimiliki sesorang. Orang harus diajarkan toleransi dari umur yang belia. Toleransi juga dapat menjadikan kita sesorang yang dipandang orang lain. Konflik yang terjadi bagi saya karena adanya kepentingan kelompok untuk membuat gaduh agar tujuan kelompok tersebut tercapai. Dari hasil wawancara yang saya simak bersama teman-teman saya, saya meyakini seluruh agama mengajarkan toleransi dan tidak ada satupun yang mengajarkan kekerasan kepada kepercayaan yang lain. Walaupun yang diperkotaan toleransi sudah longgar karena dijadikan senjata politik.

 

  • Alvin Novendra

Masih kurangnya toleransi antar umat beragama satu sama lain adalah masalah besar yang ada di indonesia, kita harus saling menghormati satu sama lain dan kita sebagai mahasissa harus mencari jalan keluar atas masalah ini. salah satu caranya dengan menanyakan bagaimana perkembangan tentang toleransi antar agama di indonesia dengan mewawancara berbagai narasumber kita nantinya akan dapat mencari jalan keluar atas masalah toleransi agama ini.

 

  • Nikolaus Gracia Prawiradisastra

Dari semua hasil wawancara dan jawaban dari pertanyaan masing” tokoh agama, bagi diri saya sendiri, saya dapat menyimpulkan bahwa sebenernya kita bisa membangun kebersamaan dan keberagaman. namun permasalahan nya ialah masih kurang nya sikap toleransi antara sesama baik bagi individu maupun kelompok, saya sebagai pribadi sendiri juga tidak menyalahkan mengapa orang” bisa kurang sikap toleransi, karena Indonesia ini cukup luas dan masing” memiliki kebudayaan dan perbedaan, bagi saya hal yang harus dilakukan agar kita dapat menjalin toleransi dengan baik ya dengan saling bersilaturahmi dan memiliki empati satu sama lain.

 

  • Shinta Syahara

Toleransi di Indonesia sampai saat ini masih menjadi suatu permasalahan yang umum bagi masyarakat. Terutama dalam konteks beragama. Negara sudah mengakui perbedaan dan menjamin kebebasan umat beragama, meskipun di beberapa daerah sudah cukup teraplikasi dan beberapa daerah belum merasakan hal tersebut. Salah satu faktornya yaitu perbedaan yang ada. Baik itu dalam hal fisik, keyakinan, maupun pendapat. Berdasarkan beberapa wawancara yang sudah dilakukan, saya dapat menarik kesimpulan yaitu masih kurangnya pengaplikasian  sikap toleransi dalam masyarakat. Beberapa berpendapat bahwa hal ini dikarenakan suatu kepentingan tertentu dan beberapa mengatakan karena perbedaan prinsip. Dan hal ini dapat diatasi dengan cara berpikiran terbuka.

  • Shidiq Febrianto

Indonesia merupakan negara dengan kultur budaya dan sosial yang sangat beragam. Berbagai suku, budaya, agama, ras dan cara berperilaku dalam bersosialisasi mewarnai kehidupan bertoleransi di negara Indonesia. Setelah saya mendengar penjelasan dari beberapa narasumber yang kelompok kami wawancarain. saya dapat menyimpulkan bahwa toleransi di Indonesia sudah kian memudar karena saat ini masyarakat kurang saling bersosial dan mengakibatkan kurangnya rasa persaudaraan.

 

  • Stefani Vania

Toleransi di Indonesia sudah lumayan diterapkan oleh masyarakat, namun masih ada saja orang yang menjadi provokator untuk melakukan hal – hal yang melanggar toleransi. Oleh sebab itu, para masyarakat Indonesia diharuskan untuk kembali belajar apa makna toleransi tersebut. Setelah mendengar apa yang telah disampaikan oleh para tokoh agama, saya menyimpulkan jika toleransi sudah benar – benar diterapkan dan dilakukan di Indonesia maka negara kita akan damai dan tentram. Tanpa ada kasus dis-intoleran lagi yang dapat merugikan banyak pihak, bukan hanya individu, tetapi juga kelompok. Dengan terciptanya toleransi antar masyarakat, negara dan dunia akan aman dan dapat bersatu tanpa adanya perpecahan kembali.

 

Vidio Kegiatan Yang lebih lengkap

 

Proposal CB Agama